a

Thursday 30 May 2013

Cara Menambah Ukuran Partisi Disk C dari Disk D



Hallo sobat blogger, sudah lama saya tidak share tentang tips dan trik seputar komputer. Kali ini saya akan mencoba kembali mengulas seputar tips trik komputer yaitu cara menambah ukuran partisi disk C dari disik D. Pada umumnya ukuran disk C lebih kecil daripada disk D ataupun disk E, padahal disk C adalah salah satu partisi yang tentunya sering diisi oleh program-program apalagi game-game yang cukup berat, sehingga ukuran sizenya pun juga harus besar kan? bahkan terkadang kita akan kekurangan ruang karena local disk C sudah hampir penuh, seperti kasus saya dulu.
Bagaimana untuk menambah ukuran local disk C?
Caranya mudah, kita cukup mengambil ruang kosong yang ada dari local disk D.
Lalu bagaimana kalau local disk D juga hampir penuh?
Jika local disk D juga hampir penuh kita harus menambah ukuran disk D dulu dengan mengambilnya dari disk E. Setelah disk D ukurannya bertambah dan ada ruang kosong baru kita pindah ke disk C. (harus sesuai urutan)
Begitulah inti cara kerjanya.
Cara melakukan partisi untuk melakukan hal diatas dengan mudah adalah dengan menggunakan software Partition Magic.
Kita ambil saja yang versi home edition, karena yang versi ini gratis dan sudah cukup digunakan untuk kebutuhan sendiri. Download disini atau jika gagal diinstal, Download disini
Penting : Lakukan backup dulu file-file penting kamu sebelum melakukan cara ini.. Untuk berjaga-jaga..
Setelah itu ikuti tutorial video berikut : easeus flash extend_system_partition.swf
Setelah melakukan tutorial video tersebut dan jika  disuruh restart, maka restart saja. Dan nati partition magic akan melakukan partisi saat windows di restart. Kurang lebih memakan waktu 15-30 menit, tergantung banyak sedikitnya ukuran yg dipartisi.
screen shot
Dan ini hasil setelah disk C saya tambah ukurannya. Saya tambah 20Gb dari disk D. Sehinngga yang semula disk C cuma 75Gb sekarang menjadi 95Gb. Dan disk D yg semula 195Gb menjadi 175Gb.
Dijamin aman, tanpa kehilangan data jika mengikuti tutorial dengan benar. Jika ada yang ingin ditanyakan silakan berkomentar dibawah. Thanks ^_^
Read More >>

Wednesday 29 May 2013

Dual Login - Modoo Marble | 23 Mei 2013 By Gayoe Cyber


By Gayoe Cyber
Tutorial :

Klick " Pilih Folder"

Pilih Folder Modoo Marbel nya

Klick Ok

Selsai..


Download
Dual Login 1 [ 4MB ]


Sebelum Anda Bertanya :

- Kalau Windows 7,8 Jalanin Aplikasinya Dengan "Run aS Administrator"

- Matiin Modoo'a Dulu Sebelum Jalanin
Read More >>

SandBoxie Full Serial | Keygen Mei 2013

Download

Sorry gw Lagi kebelet. ^_^


Serial

Name :  MESMERiZE

Serial : MGV6KG2
Read More >>

Saturday 25 May 2013

Abstract Class

Class Abstrak tidak berbeda dengan class – class lainnya yaitu memiliki class members (method dan variabel). Sebuah class adalah abstrak jika salah satu methodnya dideklarasikan abstrak. Method abstrak adalah method yang tidak memiliki implementasi. Contoh deklarasi method abstrak:
abstract public void cetak();
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
  1. Class abstrak tidak dapat dibuatkan instan atau objeknya menggunakan keyword new.
  2. Sebuah class dapat dideklarasikan sebagai class abstrak walaupun tidak memiliki method abstrak.
  3. Variabel dengan tipe class abstrak tetap bisa diciptakan, tetapi harus refer ke subclass dari class abtrak tersebut yang tentunya tidak abstrak.
Perhatikan contoh class abstrak di bawah ini.
abstrak public class Mobil {
 public void injakPedalGas();
 public void injakRem(){
    System.out.println(“Mobil berhenti!”);
 }
}
public class Kijang extends Mobil{
 public void injakPedalGas(){
  System.out.println("Mobil Melaju dengan kecepatan 80 Km/jam...");
 }
}
public class BMW extends Mobil {
   public void injakPedalGas(){
    System.out.println("Mobil Melaju dengan kecepatan 100 Km/jam...");
 }
}


Objek class abtrak tidak dapat diciptakan menggunakan keyword new secara langsung. Apabila kita terpaksa ingin menciptakan object class abtrak tanpa membuat subclass kongkritnya, maka kita harus mengimplementasikan method – method abstraknya secara langsung saat deklarasi. Perhatikan contoh di bawah ini.
public class TestMobil {
 public static void main(String[] args){
  Mobil mobil = new Mobil(){
   public void injakPedalGas(){
    System.out.println("Mobil berjalan...");
   }
  };
  
  Kijang kijang = new Kijang();
  Escudo escudo = new Escudo();
  BMW bmw = new BMW();
  
  mobil.injakPedalGas();
  
  mobil = kijang;
  mobil.injakPedalGas();
  
  mobil = escudo;
  mobil.injakPedalGas();
  
  mobil = bmw;
  mobil.injakPedalGas();
 }
}
Read More >>

INTERFACE

INTERFACE

  • interface dapat dianggap sebagai suatu kontrak tentang apa yang dapat dilakukan oleh suatu kelas, tanpa menyebutkan bagaimana kelas akan melakukannya. [1&2]
  • interface dapat dianggap sebagai 100% abstract class. Akan tetapi, bila abstract class dapat memiliki method abstract dan method non-abstract, maka interface hanya dapat memiliki method abstract saja. [1&2]
  • Suatu interface dapat diimplementasikan oleh setiap kelas, tanpa memandang pohon inheritance dari kelas tersebut. [2]

1. DEKLARASI INTERFACE

1.1 Syarat-syarat deklarasi interface

  • Sintak deklarasi interface adalah sebagai berikut : [1&2]

AccessModifier [abstract] interface NamaInterface extends A, B, C
{
//……
}


  • Suatu interface pasti abstract, oleh karena itu, keyword abstract dalam sintaks di atas adalah optional.[1&2]
Contoh : 2 deklarasi interface dibawah ini memiliki arti yang sama  [1]

1

interface MyInterface


2

abstract interface MyInterface


  • Suatu interface boleh meng-extends satu atau lebih interface yang lain. [2]
Contoh : [1]
Program 01

interface A
{
    public abstract void namaMethodSama();
    public abstract void haha();
}

interface B
{
    public abstract void namaMethodSama();
    public abstract void hihi();
}

interface C extends A, B
{
    public abstract void huhu();
}


  • Suatu interface tidak dapat meng-extends selain interface. [2]
Contoh : [1]
Program 02

class A {}

interface Z extends A {}

Bila dicompile, program di atas akan menghasilkan :
E:\Data\Data NetBeans\Belajar SCJP\src\myInterface\MyInterface04.java:5: interface expected here
interface Z extends A {}
1 error

  • Suatu interface tidak dapat meng-implements interface atau class yang lain. [2]
Contoh : [1]
Program 03

interface A {}

//Error !!!
interface B implements A {}


  • Kesimpulan perbedaan extends dan implements pada class dan interface : [1]

extends
implements
class
Hanya dapat meng-extends satu buah superclass secara langsung.

Dapat meng-implements nol atau lebih dari nol buah interface.
interface
Dapat meng-extends nol atau lebih dari nol buah interface.

Tidak dapat meng-implement apapun.

1.2 Syarat-syarat deklarasi method dalam interface

  • Method-method yang dideklarasikan di dalam interface tidak memiliki badan method, langsung diikuti oleh titik koma. [1]
Contoh : [1]
Program 04

interface A
{
    void myMethod();
    String yourMethod();
    int outMethod();
}


  • Setiap method yang dideklarasikan di dalam interface pasti secara implisit memiliki dua modifier berikut : [2]
    1. public
    2. abstract
Dengan kata lain, setiap method pasti bermodifier public dan abstract, baik kita berikan kedua modifier tersebut saat deklarasi method atau tidak. [1&2]
Contoh : lima deklarasi method di dalam interface berikut memiliki arti yang sama [1]

1


public abstract void myMethod();

2


Abstract public void myMethod();

3


abstract void myMethod();

4


public void myMethod();

5


void myMethod();

  • Method di dalam interface tidak boleh memiliki modifier-modifier berikut :
1.      static
2.      final
3.      strictfp
4.      native
Contoh : [1]
Program 05

interface Z
{
    static void A();
    final void B();
    strictfp void C();
    native void D();
}

Bila dicompile, maka akan mengeluarkan error-error sebagai berikut :
E:\Data\Data NetBeans\Belajar SCJP\src\myInterface\MyInterface06.java:5: modifier static not allowed here
    static void A();
E:\Data\Data NetBeans\Belajar SCJP\src\myInterface\MyInterface06.java:6: modifier final not allowed here
    final void B();
E:\Data\Data NetBeans\Belajar SCJP\src\myInterface\MyInterface06.java:7: modifier strictfp not allowed here
    strictfp void C();
E:\Data\Data NetBeans\Belajar SCJP\src\myInterface\MyInterface06.java:8: modifier native not allowed here
    native void D();
4 errors

1.3 Syarat-syarat deklarasi variabel dalam interface

  • Setiap variabel yang dideklarasikan di dalam interface pasti secara implisit memiliki tiga modifier berikut : [2]
    1. public
    2. static
    3. final
Dengan kata lain, setiap variabel pasti bermodifier public, static dan final, baik kita berikan ketiga modifier tersebut saat deklarasi variabel atau tidak. [1&2]
Contoh : lima deklarasi variabel di dalam interface berikut memiliki arti yang sama [1]

1


Int i = 10;

2


Public int i = 10;

3


Static int i = 10;

4


Final int i = 10;

5


Public static int i = 10;

6


Public final int i = 10;

7


Static final int i = 10;

8


Public static final int i = 10;

9


Static final public int  i = 10;

10


Final static public int i = 10;

2. IMPLEMENTASI INTERFACE

  • Ketika kita meng-implements interface, maka kita setuju untuk menyediakan implementasi dari setiap method yang didefinisikan di interface. [1&2]
  • Bila suatu class hendak meng-implements suatu interface, maka sintaks deklarasi kelas tersebut menjadi sbb : [1]

Modifier class NamaKelas implements interface1, interface2,...
{
//………
}


Contoh : [1]
Program 06

interface A
{
    void methodDiA();
}

interface B
{
    void methodDiB();
}

interface C extends B
{
    void methodDiC();
}

class MyImplementation01 implements A, C
{
    public void methodDiA()
    {
        System.out.println("Implementasi dari A.methodDiA()");
    }
   
    public void methodDiB()
    {
        System.out.println("Implementasi dari B.methodDiB()");
    }
   
    public void methodDiC()
    {
        System.out.println("Implementasi dari C.methodDiC()");
    }
   
    public static void main(String[] args)
    {
        MyImplementation01 myI = new MyImplementation01();
        myI.methodDiA();
        myI.methodDiB();
        myI.methodDiC();
    }
}

Program di atas akan menghasilkan :
Implementasi dari A.methodDiA()
Implementasi dari B.methodDiB()
Implementasi dari C.methodDiC()

  • Suatu interface dapat di-implements oleh :
    1. abstract class
    2. non-abstract class.

  • Bila kelas yang meng-implements suatu interface adalah non-abstract class, maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : [2]
1.      Menyediakan semua implementasi dari semua method yang ada di interface tersebut.
2.      Mengikuti semua peraturan tentang override method.

  • Peraturan tentang override yang harus diikuti adalah : [1]
1.      Harus beraccess modifier public
2.      Return type adalah harus compatible (dengan yang ada di interface)
3.      Checked exception yang dilempar harus tidak lebih luas dan tidak baru (dengan yang ada di interface)
Contoh : [1]
Program 07

class A {}
class B extends A {}
class ExceptionC extends Exception {}
class ExceptionD extends ExceptionC {}

interface X
{
    A myMethod() throws ExceptionC;
    void myOtherMethod() throws ExceptionD;
}

class MyImplementation03 implements X
{
    //Meski method di bawah ini berbeda dalam return type
    //dan exception yang dilempar dari yang ada di interface,
    //akan tetapi method di bawah ini tetap implementasi dari
    //method yang ada di interface.

    public B myMethod() throws ExceptionD
    {
        System.out.println("Implementasi dari X.myMethod()");
        return new B();
    }

    //Implementasi method di bawah ini tanpa melemparkan exception
    //(BOLEH !!!)
    public void myOtherMethod()
    {
        System.out.println("Implementasi dari X.myOtherMethod()");
    }
  
    public static void main(String[] args)
    {
        MyImplementation03 myI = new MyImplementation03();
       
        try
        {
            myI.myMethod();
        }
        catch(ExceptionD eD) {}

        //Tanpa try-catch, padahal di interface dinyatakan melempar
        //exception (BOLEH)
        myI.myOtherMethod();
    }

}

Program di atas akan menghasilkan :
Implementasi dari X.myMethod()
Implementasi dari X.myOtherMethod()


  • Bila kelas yang meng-implements interface adalah abstract class, maka dapat tidak menyediakan implementasi dari semua method yang ada di interface, akan tetapi method-method yang diimplementasikan tetap harus mengikuti semua peraturan tentang override method. [1&2]
Non-abstract class pertama dari pohon inheritance dari abstract class yang meng-implements harus menyediakan semua implementasi dari interface yang di-implement oleh abstract class tersebut. Bila ternyata interface yang diimplement meng-extends interface lain, maka method-method di interface lain itu juga harus diimplementasikan oleh non-abstract class.
Contoh : [1]
Program 08

interface A
{
    void x();
}

interface B extends A
{
    void y();
    void z();
}

abstract class K implements B
{
    public void y()
    {
        System.out.println("Implementasi dari B.y()");
    }
}

class MyImplementation02 extends K
{
    public void x()
    {
        System.out.println("Implementasi dari A.x()");
    }
   
    public void z()
    {
        System.out.println("Implementasi dari B.z()");
    }
   
    public static void main(String[] args)
    {
        MyImplementation02 myI = new MyImplementation02();
        myI.x();
        myI.y();
        myI.z();
    }
}

Program di atas akan menghasilkan :
Implementasi dari A.x()
Implementasi dari B.y()
Implementasi dari B.z()

Read More >>

dasar teori tentang pemrograman berbasis objek kaitanya dengan permasalahan tentang: inheritance ,poly morphism ,encapsulation ,method overriding, accessor dan mutator

dasar teori tentang pemrograman berbasis objek kaitanya dengan permasalahan tentang:
a.inheritance
b.poly morphism
c.encapsulation
d.method overriding, accessor dan mutator

Inheritance

Inheritance atau pewarisan pada pemrograman berorientasi objek merupakan suatu hubungan dua buah kelas atau lebih. Dalam hal ini ada kelas yang memiliki atribut dan metode yang sama dengan kelas lainnya beserta atribut dan metode tambahan yang merupakan sifat khusus kelas yang menjadi turunannya. Sebagai contoh, misalkan ada sebuah kelas Titik yang mempunyai kelas turunan Titik3D:
   class Titik
      private integer x
      private integer y
         Titik()
            x < 0
            y < 0
         {end Titik}

         public getX() -> integer
            -> x
         {end getX}
         
         public getY() -> integer
            -> y
         {end getY}
   {end class}
   class Titik3D: Titik
      private integer z

      Titik3D()
         z <- 0
      {end Titik3D}

         public getZ() -> integer
            -> z
         {end getZ}
   
   {end class} 
Keterkaitan antara kelas Titik dan Titik3D adalah kelas Titik3D merupakan kelas turunan dari kelas Titik. Dalam hal ini kelas Titik disebut dengan kelas dasar atau super classatau base classsedangkan kelas Titik3D disebut sebagai kelas turunan atau derived classatau subclass.
Pada contoh di atas, ketika kelas Titik3D dibuat objeknya maka objek tersebut dapat menggunakan metode yang ada pada kelas Titik walau pada kode programnya metode itu tidak dituliskan, misalkan sebagai berikut:
   Titik3D p <-  new Titik3D()
   integer x <-  p.getX()
   integer y <-  p.getY()
   integer z <-  p.getZ()
Keuntungan dari pewarisan adalah tidak perlu mengutak atik kode kelas yang membutuhkan tambahan atribut atau metode saja, karena tinggal membuat kelas turunannya tanpa harus mengubah kode kelas dasarnya. Kelas dasar akan mewariskan semua atribut dan kodenya kecuali konstruktor dan destruktor yang memiliki izin akses publicdan protectedke kelas turunannya dengan izin akses yang sama dengan pada kelas dasar.
Ketika sebuah kelas turunan dibuat objeknya saat eksekusi, maka secara implisit konstruktor kelas dasar dipanggil terlebih dahulu baru kemudian konstruktor kelas turunan dijalankan. Begitu juga saat objek dimusnahkan maka secara destruktor kelas turunan akan dijalankan baru kemudian destruktor kelas dasar dijalankan.
Salah satu pilar Pemrograman Berorientasi Objek yang lain adalah polymorphism yaitu kemampuan objek bertipe sama beraksi berbeda terhadap “pesan” yang sama.
Polymorphism adalah suatu object dapat memiliki berbagai bentuk, sebagai object dari class sendiri atau object dari superclassnya
- Overloading : penggunaan satu nama untuk beberapa method yang berbeda (beda parameter)
- Overriding : terjadi ketika deklarasi method subclass dengan nama dan parameter yang sama dengan method dari superclassnya.
a).Overloading
- class luas.java










class luasBeraksi.java
hasil dari script diatas adalah dibawah ini:
b). Overriding
- class mobilBeraksi.java

- class kijang.java


hasil dari script diatas adalah dibawah ini:
Encapsulation
Encapsulation merupakan cara membungkus data dan method yang menyusun kelas dan menyembunyikannya dari dunia luar. Jika kita telah melakukan information hiding terhadap suatu attribut pada suatu class, lalu bagaimana cara melakukan perubahan terhadap attribut yang kita sembunyikan tersebut, caranya adalah dengan membuat suatu interface berupa method untuk menginisialisasi atau merubah nilai dari suatu attribut tersebut.
Berikut ini keuntungan dari prinsip encapsulation :
  • Bersifat independen. Suatu modul yang terenkapsulasi dengan baik akan bersifat independen dari yang lain. Sehingga dapat digunakan pada bagian manapun dari program.
  • Bersifat transparan. Jika Anda melakukan modifikasi pada suatu modul, maka perubahan tersebut akan dirasakan oleh semua bagian yang menggunakan modul tersebut.
  • Menghindari dari efek yang diluar perencanaan. Modul yang terenkapsulasi dengan baik hanya akan berinteraksi dengan bagian program melalui variable input dan output yang telah didefinisikan sebelumnya. Sehingga dapat mengurangi kemungkinan bug.
Kesimpulan :
Tujuan encapsulation adalah untuk menyembunyikan atau memproteksi suatu proses dari kemungkinan interfensi atau penyalahgunaan dari luar system dan sekaligus menyederhanakan system itu sendiri
Contoh :
Person.java
public class Person {
private int age;
private String name;
private String personId;
public void setAge(int newValue){
age = newValue;
}
public void setName( String newValue){
name = newValue;
}
public void setPersonId(String newValue){
personId = newValue;
}
public int getAge(){
return age;
}
public String getName(){
return name;
}
public String getPersonId(){
return personId;
}
}
Main.java
public class Main {
/**
* @param args the command line arguments
*/
public static void main(String[] args) {
Person ren = new Person();
ren.setAge(22);
ren.setName(“Ren A”);
ren.setPersonId(“113060002″);
System.out.println(“My name is” +ren.getName() +” My age :”+ ren.getAge() +”and My Id”+ren.getPersonId());
}
}

Method Overriding

Jika pada subclass kita menulis ulang method yang ada pada super classnya, maka method yang ada di subclass tersebut disebut meng-override method super classnya. Jadi ketika kita memanggil method tersebut dari objek subclassnya maka yang akan dijalankan adalah method yang berada di subclass tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.
public class A {
 public void cetak(){
  System.out.println("Dicetak oleh class A");
 }
}
public class B extends A {
 public void cetak(){
  System.out.println("Dicetak oleh class B");
 }
}
public class TestOverride {
 public static void main(String[] args){
  B objB = new B();
  objB.cetak();
 }
}
Accessor Methods

Untuk mengimplementasikan enkapsulasi, kita tidak menginginkan sembarang object dapat mengakses data kapan saja. Untuk itu, kita deklarasikan atribut dari class sebagai private. Namun, ada kalanya dimana kita menginginkan object lain untuk dapat mengakses data private. Dalam hal ini kita gunakan accessor methods.
Accessor Methods digunakan untuk membaca nilai variabel pada class, baik berupa instance maupun static. Sebuah accessor method umumnya dimulai dengan penulisan get<namaInstanceVariable>. Method ini juga mempunyai sebuah return value.
Sebagai contoh, kita ingin menggunakan accessor method untuk dapat membaca nama, alamat, nilai bahasa Inggris, Matematika, dan ilmu pasti dari siswa.
Mari kita perhatikan salah satu contoh implementasi accessor method.
public class StudentRecord
{
private String name;
:
: public String getName(){
return name;
}
}

dimana, public
-
Menjelaskan bahwa method tersebut dapat diakses object luar kelas
String
-
Tipe data return value dari method tersebut
getName
-
Nama dari method
()
-
Menjelaskan bahwa method tidak memiliki parameter apapun


Mutator Methods

Bagaimana jika kita menghendaki object lain untuk mengubah data? Yang dapat kita lakukan adalah membuat method yang dapat memberi atau mengubah nilai variable dalam class, baik itu berupa instance maupun static. Method semacam ini disebut dengan mutator methods. Sebuah mutator method umumnya tertulis set<namaInstanceVariabel>.
Mari kita perhatikan salah satu dari implementasi mutator method :
public class StudentRecord
{
private String name;
:
: public void setName( String temp ){
name = temp;
}
}
dimana, public
-
Menjelaskan bahwa method ini dapat dipanggil object luar kelas
void
-
Method ini tidak menghasilkan return value
setName
-
Nama dari method
(String temp)
-
Parameter yang akan digunakan pada method
Read More >>