a

Monday 6 March 2017

Contoh ESSAY "KONTRIBUSIKU BAGI INDONESIA" - Beasiswa Lembaga Pengelolah Dana Pendidikan (LPDP)


Hi Mates, khususnya untuk Scholarship Hunters yang pastinya sedang membongkar habis "tante Google" dengan kata kunci contoh Essay Kontibusiku Bagi Indonesia yang menjadi salah satu syarat penting dalam seleksi berkas Beasiswa LPDP.

Tenang saja, saya juga pernah diposisimu saat ini, yang sedang bertanya-tanya: apa sih yang akan saya tulis? Dari mana harus saya mulai tulisannya? apakah tulisan saya nanti akan menarik atau tidak? apakah tulisan saya akan membawa saya lulus Beasiswa LPDP atau tidak?

JANGAN TERLALU BANYAK BERPIKIR- TULIS SAJA APA YANG MUNCUL DIPIKIRANMU SAAT ITU, REVISINYA TULISAN BISA DILAKUKAN NANTI... (NANTI KLO SUDAH PUNYA WAKTU) HAHHAHAHHA.............

Nah.......... saat ini saya mau berbagi contoh essay yang saya tulis dan membawa saya lulus seleksi berkas LPDP-
Jujur saja, tulisan saya sangat sederhana, bahkan mungkin masih jauh dari kesempurnaan sebuah essay yang baik dan benar- hahhaha.........
tapi essay itu lah yang telah membawa saya lulus pada seleksi wawancara dan menjadi salah satu penerima beasiswa tersebut.

Saran saya untuk para Scholarship Hunters yang mau menulis essay untuk beasiswa LPDP yaitu KEJUJURAN............... Jujurlah dalam menulis, jujurlah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi tanpa menambahkan kejadian yang sebenarnya tidak terjadi atau menambahkan kata-kata yang terlalu persuasif dan terkesan melebih-lebihkan.

Tanpa membuang waktu, di bawah ini adalah contoh tulisan sederhana saya- (lengkap tanpa potong),



“KONTRIBUSIKU BAGI INDONESIA”

Dilahirkan dan dibesarkan oleh keluarga sederhana, kedua orang tua berprofesi sebagai petani yang bahkan tidak lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan tinggal di daerah yang dikategorikan sebagai salah satu tertinggal di indonesia yaitu Talaud, sesungguhnya merupakan suatu kenyataan yang akan saya banggakan pada semua orang. Mungkin hal ini akan menimbulkan sebuah pernyataan mendasar, seperti: “apa yang perlu dibanggakan dari kehidupan yang jauh dari karakteristik kehidupan sejahtera ini?”.  Pertanyaan ini hanya akan terjawab oleh satu kata ajaib yaitu “didikan”.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan didikan sebagai hasil mendidik. Saya menambahkan pengertian didikan sebagai suatu hasil dari proses pendidikan yang didapatkan secara langsung atau tidak langsung oleh seseorang sejak masih kanak-kanak hingga dewasa yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada kehidupan di masa depan.

Pemahaman saya di atas, bukanlah hanya sebuah pemahaman yang tidak berdasar. Secara langsung saya memperoleh pendidikan akademis melalui proses panjang yang saya mulai dari sekolah dasar hingga memperoleh gelar sarjana di perguruan tingggi. Saya menamatkan Sekolah Dasar dan Sekolah menengah Pertama saya di Talaud, dan melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan hingga perguruan tinggi di Manado.

Sekolah Menengah Pertama adalah masa yang akan paling saya kenang. Di sana benar-benar saya mendapatkan pendidikan yang membuka segala pemahaman saya tentang persaingan sehat dalam pendidikan. Pada saat itu, ada sebuah sistem sekolah yang disebut dengan kelas unggulan dimana siswa-siswa berprestasi akademis ditempatkan di kelas unggulan dan terus disaring secara akademis pula. Melalui orientasi siswa yang disertai dengan beberapa tes tertulis, saya mendapatkan salah satu kursi di kelas tersebut. Saya selalu mendapatkan posisi 10 besar saat penerimaan hasil studi pada setiap semester mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Mungkin hal tersebut adalah hal yang biasa bagi para siswa berprestasi, namun sejujurnya saya berusaha sangat keras untuk tetap menjadi salah satu diantara 10 siswa yang berprestasi dan bisa berdiri di atas panggung di depan seluruh guru, seluruh siswa dan orang tua siswa. Usaha tersebut saya lakukan bukan hanya untuk diri saya sendiri, namun karena saya ingin selalu melihat senyum lebar dan bangga kedua orang tua saya ketika mendengar nama mereka dipanggil untuk mendapingi saya menerima hasil studi setiap semesternya. Saya ingin membuat mereka selalu bangga dengan kerja keras yang mereka lakukan sebagai petani untuk membiayai pendidikan saya. Di sinilah yang saya maksudkan sebagai proses didikan secara tidak langsung yang saya dapatkan dari pengalaman kehidupan yang saya jalani yaitu memberikan kebahagiaan yang juga berpengaruh pada motivasi diri untuk kesejahteraan kehidupan di masa depan melalui pendidikan.

Pada awalnya saya sempat berpikir keras untuk menemukan kontribusi yang telah, sedang dan yang akan saya lakukan untuk Indonesia. Bisa dibayangkan, bagaimana seseorang anak petani yang berasal dari sebuah daerah tertinggal bermimpi untuk memberi kontribusi terhadap negara Indonesia?.  Namun, saya adalah anak Indonesia yang telah dididik, ingin terus dididik dan ingin mendidik di masa depan, secara langsung dan tidak langsung saya sudah, sedang dan akan terus berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan Indonesia.

Indonesia adalah negara potensial yang dapat dilihat dari setiap aspek kehidupan di dalamnya, salah satunya adalah kebudayaan. Sebagai wilayah kepulauan terluar Indonesia, Talaud memiliki potensi kebudayaan yang luar biasa untuk di terus diteliti, dilestarikan dan dipatenkan. Mimpi saya di masa depan, Indonesia dapat dikenal dengan kebudayannya yang beragam  yang mencakup hingga ke seluruh wilayah terluarnya seperti di kabupaten kepulauan Talaud.

Mewujudkan mimpi saya terhadap potensi kebudayaan di Talaud, saya akan terus mendalami studi kebudayaan yang dapat membuka pemahaman saya lebih luas lagi terhadap kebudayaan di dunia, mempelajari bagaimana memanagemen kebudayaan hingga bisa terus bertahan di era modern ini serta ingin memperkenalkan kepada masyarakat Indonesia dan masyarakat di dunia tentang kebudayaan-kebudayaan daerah-daerah tertinggal dan terluar di Indonesia. Langkah-langkah yang akan saya ambil untuk mewujudkan impian saya terhadap tanah kelahiranku Talaud adalah saya berusaha untuk mendapatkan beasiswa dan mendapatkan kesempatan studi di luar negeri sehingga dapat memperdalam ilmu kebudayaan yang saya minati. Setelah mendalami studi kebudayaan, saya ingin menjadi seorang pendidik dan peneliti kebudayaan terutama kebudayaan-kebudayaan yang ada di daerah-daerah tertinggal Indonesia agar dapat dikenal dan dipublikasikan ke dunia.

Di sinilah, betapa didikan membentuk pondasi kokoh sebuah mimpi, mimpiku yang akan selalu diimpikan, mimpiku yang selalu ingin diwujudkan dan mimpiku yang selalu memperkuat tekat untuk terus maju  hingga mimpiku yang mampu memberikan peranan bagi banyak orang, mimpiku bagi Indonesia.


Bagaimana pendapatmu tentang tulisan saya di atas?? sangat sederhana kan? saya pikir juga begitu! LOL xD

Bagi para Scholarship Hunters, mudah-mudahan essay di atas bisa bermanfaat untuk essay yang akan kalian tulis nantinya-

SALAM SUKSES!!!
Read More >>

Contoh ESSAY "SUKSES TERBESAR DALAM HIDUPKU" Beasiswa Lembaga Pengelolah Dana Pendidikan (LPDP)


As it extended before about the essay entitled KONTRIBUSIKU BAGI INDONESIA as one of the requirements to get the LPDP scholarship- rightnow is the right moment to share my essay SUKSES TERBESAR DALAM HIDUPKU as the LPDP's another requirement.

Well.... well..... well...... nobody's perfect- but at least you have tried to be, because there no laws forbid you for being perfect!!
As well as in term of writing an essay must be hard for some persons, because they try to be as perfect as possible. I cannot say that's wrong, or that's right...... but some people once forget about how important to be honest than perfect. Honesty makes something/someone special in some ways, just like stating ideas in writing processes.

I keep standing on my opinion that's the honesty is one of the important aspects when you want to write an assay to get the LPDP scholarship, because through writing text- somehow also stated our way of thinking and personality.

 So, just want to remind you again and again-- i suggest you to be as honest as you can do in your essay writing, in this case we are talking about writing an essay to get the scholarship.

Below- i give you the example of my complete and original essay that i've written and submitted to LPDP scholarship and carried me flying to be one of the awardees of that scholarship.

Here we go "--"



SUKSES TERBESAR DALAM HIDUPKU

Kesuksesan sulit untuk didefinisikan ketika kita masih berpikir bahwa kita belum mempunyai pekerjaan yang mapan, belum menghasilkan banyak uang, ataupun belum memiliki usaha tanpa bergantung pada orang lain khususnya pada orang tua, serta ketika kita menyadari bahwa kita belum melakukan apapun dalam hidup. Cara paling sederhana untuk memahami kesuksesan yaitu dengan contoh sederhana seperti ketika kita menamatkan taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, apakah hal tersebut merupakan kesuksesan? Iya, tentu saja hal tersebut merupakan bentuk kesuksesan. Namun, apakah contoh di atas merupakan sukses terbesar di hidup anda? Mungkin lebih tepat lagi, tanyakan pada diri anda, apa sukses terbesarku?
Pulanglah dan belajarlah, perintah ibu kepada saya ketika saya sedang menjaganya di rumah sakit. Sejak tahun 2014 pada bulan agustus, ibu sudah dirawat di rumah sakit Prof.Kandou di Manado, hingga kemudian ia didiagnosis mengidap penyakit anemia aplastic yang menyebabkan tubuhnya selalu tampak lemah dan seringkali membutuhkan donor darah hampir setiap minggunya. Memasuki bulan desember tahun 2014, Ibu kami lebih sering berada dan dirawat rumah sakit karena kesehatannya yang sangat tidak stabil dan membutuhkan perawatan intensif, sehingga kami pun melewatkan malam natal 2014 dan tahun baru 2015 di sana. Hal tersebut tak mengapa bagi kami, asalkan kami bisa terus bersama-sama melewatkan natal dan tahun baru seperti di tahun-tahun sebelumnya.
Di tahun 2015, pergumulan keluarga kami menjadi semakin berat terasa. Berada di rumah sakit tidak membawa perkembangan yang baik pada kesehatan ibu, bukannya membaik malah menjadi semakin memburuk. Yang sebelumnya masih bisa berjalan sekedar pergi ke toilet ataupun untuk makan sendiri masih bisa ibu lakukan sendiri, namun kini sudah tidak lagi, ia hanya bisa terkapar di ranjang rumah sakit dan memakai popok untuk buang air besar dan kecil hingga pula menyebabkan luka iritasi di punggungnya. Bukan hanya itu, terkadang ia tidak mengenal saya dan kakak-kakak saya dan bahkah ayah kami, ia tak mengenal kami semua.  Mama juga seringkali berimajinasi dan melihat benda-benda yang tak dapat dilihat oleh kami, ia terkadang berteriak-teriak, hingga dokter sempat mendiagnosis bahwa mama menderita neurosis (gangguan saraf).
Pada bulan februari 2015, saya sudah menjadi mahasiswa tingkat akhir yang akan mulai mengerjakan seminar rencana penelitian tugas akhir. Dalam situasi seperti waktu itu, saya tidak berpikir untuk dapat menyelesaikan penelitian saya dengan cepat, karena saya harus membagi waktu antara menjaga mama di rumah sakit dan studi saya. Suatu ketika di rumah sakit, ibu saya berkata begini “pulanglah, dan belajarlah, kamu cepat selesai studi dan wisuda agar ibu masih bisa menghadiri wisudamu sebelum ibu meninggal, ibu ingin hadir dan melihatmu walaupun menggunakan kursi roda”. Dalam hati saya menangis, namun kami keluarga tidak pernah menunjukkan kesedihan, saya pun menganggapinya dengan berkata “cepat sehatlah mama, supaya mama bisa hadir di wisudaku di bulan mei nanti.
Diagnosis penyakit neurosis, menjadi inspirasi dasar dari judul penelitian saya dalam psikologi abnormal yang dikaji dalam kesusastraan. Seringkali saya mengerjakan penelitian saya di rumah sakit sembari menjaga mama, dan karena melihatnya pula semakin memotivasi saya untuk tetap kuat. Hingga pada tanggal 01 april 2015, saya akan menghadapi sidang seminar proposal dan sehari sebelum itu, tepatnya pada 31 maret 2015 pukul 5 pagi setelah saya pulang dari rumah sakit dan mengatakan  bahwa saya akan menghadapi sidang seminar proposal pada besok hari, tak lama kemudian mama pun meninggal dunia. Besoknya sebelum mama akan dibawa kembali ke Talaud dan dimakamkan, saya tetap menghadapi sidang proposal seperti yang sudah saya katakan kepadanya.
Dari kisah saya di atas, apakah ada sebuah kesuksesan atau hanya cerita sedih? Sukses terbesar saya adalah kesuksesan yang terjadi pada keluarga saya ketika kami terus bahu-membahu dan berusaha untuk terus menguatkan dalam kondisi apapun untuk kesembuhan ibu kami, dan akhirnya menerima kenyataan untuk kehilangan ibu kami, bagi saya itulah kesuksesan sebenarnya, kesuksesan yang saya rasakan dalam kebersamaan kami, serta kesuksesan pribadi yang terjadi pada waktu itu adalah saya benar menepati perkataan saya kepada ibu saya untuk wisuda pada 21 mei 2015 walaupun tanpa dihadiri ibuku tercinta. Saya memahami kesuksesan itu berasal dari sebuah usaha, kesungguhan, kesabaran dan pelajaran, seperti yang saya pelajari dari kisah kehidupan keluarga saya melalui ungkapan “Pulanglah, belajarlah!”, yang berarti carilah dan gapai kesuksesanmu.
 

What do you think about my writing? I cannot say that it's perfect- but i can loudly say that i honestly wrote it. You can put your comment on commentary box below_

I hope this essay will give you at least an impact to build your idea in writing an essay for one of the LPDP scholarship's requirements.   
Read More >>

Contoh ESSAY "RENCANA STUDI" Beasiswa Lembaga Pengelolah Dana Pendidikan (LPDP)

Hola! LPDP Scholarship Hunters.......

it's almost 1 a.m in the morning........ because it's weekend, i do not have anything to do....... i just want to relax my mind lil bit after full schedule on weekdays doing IELTS Preparation in Balai Bahasa Universitas Negeri Malang.

Well.... IELTS Preparation is also one of the LPDP program for Affirmative Scholarship that costs the awardees to get standard score on IELTS as one of the requirement to continue study abroad, and i was pointed to do IELTS Preparation in Malang City, East Java.

I am not going to tell you about my IELTS preparation in this new city that i've never been in, but i consider so share it later :)

The topic today is about my third essay entitled Rencana Studi (Study Plan) that i submitted to LPDP in July 2014 as one of the requirements to pass the first step of selection namely administrative selection.

Again, i want to remind you that my essay is not good enough to be an example of your essay writing, but at least i share it to y'all, because it brought me to Jakarta to do the interview, essay and LGD examination.

Frankly to state, I do not know exactly what is the qualifications that LPDP needs in assessing Study Plan Essay. There are many kinds of example that you can find via Tante Google when you type "Contoh Rencana Studi untuk beasiswa LPDP". Some of them seem really hard to understand because they contained numbers and tables, but some also written in simple ways, just the way i did.

To be honest, i am not good in numbers, so that's why prefer the simple one that is written all by words.
I believe, to make someone understand our writing, we must understand our writing in front. how can make readers understand if the writers do not understand their writing. Hahahha.......

As before, i will keep reminding you that you have to write your essay with your heart in it, or simply stated as being honest to what you want to write about.

Below i preserve you my complete study plan essay that is about my future major in Master of Cultural Analysis in University of Amsterdam, Netherland..........
soooo............. Check it out :)


RENCANA STUDI


Ada sebuah ungkapan yang berkata “manusia bisa berencana, Tuhan yang menentukan”, merupakan ungkapan pasrah  yang selalu terdengar ketika seseorang memberikan alasan dari sebuah kegagalan sebuah rencana yang sudah dilakukan. Dari ungkapan di atas, banyak yang akan berpikir bahwa Tuhan yang menggagalkan rencana yang manusia buat, padahal yang menggagalkan sebuah rencana adalah ketidaksiapan rencana itu sendiri.  Ada banyak hal yang dapat dipelajari dari sebuah rencana, salah satunya adalah kesiapan yang sama halnya dengan ilustrasi di atas, yaitu rencana dibuat untuk memperjelas sebuah proses dan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam melakukan sesuatu.
Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan kebudayaannya, atau warisan-warisan budaya yang ditinggalkan oleh para leluhur, seperti batik yang merupakan salah satu kebudayaan berwujud kebanggakan Indonesia yang seringkali menjadi pembicaraan hangat di berbagai media informasi karena akan dipatenkan oleh negara lain yang mengakui bahwa batik merupakan milik mereka. Melalui fakta yang kita ketahui di atas, kita bisa menganalisis di mana letak kekalahan negara kita Indonesia yang kita cintai ini. Mungkin analoginya seperti “si paku dan si palu”, si paku akan bergerak jika ditimpa si palu. Apakah kita seperti itu? Mungkin yah, mungkin juga tidak tergantung cara pandang kita masing-masing. Mari kita bertanya lagi, masih pedulikah masyarakat Indonesia dengan kebudayaannya? Bisa dilihat bagaimana setiap tahunnya peminat studi kebudayaan sangat sedikit dibandingkan dengan peminat studi kedokteran, ekonomi atau hukum. Mungkinkah studi kebudayaan tidak memberikan peran yang besar bagi Indonesia? Ataukah studi kebudayaan tidak akan menjadikan seorang yang berjasa dan bisa terkenal seperti para lulusan studi yang lain?.
Pertanyaan-pertanyaan sebelumnya merupakan pertanyaan yang bisa kita jawab dalam hati kita masing-masing karena pertanyaan yang tepat untuk menanggapi permasalahan tentang kebudayaan di Indonesia adalah sudah banyakkah peneliti kebudayaan di Indonesia? Pentingkah meneliti kebudayaan Indonesia? Apa saja dan berapa banyak kebudayaan di Indonesia yang luas ini? Apakah kebudayaan-kebudayaan tersebut sudah dipatenkan?
University of Amsterdam di Belanda dengan program studi Arts and Culture – Research Master’s in Cultural Analysis adalah Universitas dan program studi yang saya ajukan kepada LPDP. Program studi tersebut bertujuan untuk menganilisis fenomena-fenomena kebudayaan secara luas. Dasar ilmu sastra inggris di Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Sam Ratulangi sudah bisa menjadi modal saya untuk terus mempelajari dan meningkatkan pemahaman saya tentang ilmu kebudayaan di Universitas Amsterdam dengan program studi analisis kebudayaan. Menjadi seorang peneliti kebudayaan di Indonesia merupakan impian saya yang pula membawa peran terhadap Indonesia dengan meneliti, menemukan, melestarikan, dan menyosialisasikan kebudayaan Indonesia kepada seluruh masyarakat dunia. Sehubungan dengan kebudayaan Indonesia yang mencerminkan identitas negara kita adalah merupakan nilai tambah yang dimana membuat Indonesia semakin unik dengan beragam kebudayaan yang diketahui oleh dunia, dan secara langsung hal tersebut membawa peningkatan terhadap ekonomi Indonesia, karena apabila kebudayaan-kebudayaan tersebut terus diteliti, dipelihara dan dilestarikan serta selalu dipublikasikan, makan harga nilai untuk dijadikan tempat periwisata semakin meningkat, maka buhan hanya bali ataupun bunaken yang menjadi nilai jual negara Indonesia di mata dunia, namun kebudayaan-kebudayaannya yang unik dan menarik di setiap wilayah seluruh Indonesia ini.
Adapun, proses perkuliahan dengan program studi yang sudah dijelaskan sebelumnya berdurasi 2 tahun lamanya dengan bentuk studi full time. Pada setiap semesternya, mahasiswa dapat mengontrak paling banyak 30 sks dan saya akan mengontrak sejumlah tersebut. Semester pertama di tahun pertama, sudah diprogramkan untuk mahasiswa akan diajarkan objects of cultural analysis (12 sks) sebagai mata kuliah wajib, di samping itu ada kelas pilihan (elective) 12 sks  yang dimana saya memilih Comparative and Cultural Analysis, dan pada kelas tambahan (tutorial) 6 sks, saya memilih Culture Interpretation and critique: The Poetic of Race and Racism. Pada semester 2, mata kuliah wajib yang diajarkan adalah Concepts of Cultural Analysis (12 sks), kemudian sama halnya dengan semester pertama, pada kelas (electives) saya akan mempelajari Comparative Literature and Translation Studies (12 sks) dan pada kelas tambahan (tutotial)  yaitu Sosiolinguistic (6 sks).
Pada tahun kedua, diawali dengan Research Seminar Cultural Analysis (12 sks), serta pada kelas pilihan (elective) dan kelas tambahan (tutorial), masing-masing saya akan mempelajari Translation and Adaptation (12 sks) dan European Cultural Policy (6 sks). Pada semester terakhir, sesuai yang telah diprogramkan oleh universitas, mahasiswa proyek akhir yaitu Research Project Cultural Analysis (12 sks) dan Research MA Thesis Cultural Analysis (18 sks). Pada proyek akhir tesis tersebut, saya akan mengkaji kebudayaan daerah perbatasan Indonesia yaitu daerah Talaud, dan judul yang direncanakan untuk diajukan adalah “Analisis Kebudayaan Tak Benda Daerah Perbatasan Indonesia di Talaud dan Fungsinya dalam Menggambarkan Identitas Masyarakatnya”.
Selama 2 tahun perkuliahan di Universitas Amsterdam di Belanda, secara sadar studi kebudayaan pun sebenarnya sudah dijalani mulai dari cara beradaptasi dengan kebudayaan baru di tempat tersebut. Adapun aktivitas luar studi yang saya akan lakukan adalah mempelajari bahasa Belanda sebagai bukti keberhasilan studi kebudayaan tak berwujud dari negara tersebut. Di samping itu, saya adalah seorang yang gemar bernyanyi, sehingga klub musik adalah aktivitas lain yang akan lakukan sebagai awal adaptasi di tempat yang baru tersebut.


 Give your commentary in the box below........!!

Keep fighting for y'all :)
Read More >>

WHAT TO EXPECT WHEN YOU ARE EXPECTING? (Behind my story of LPDP Scholarship)

 Is this sentence, "What to expect when you are expecting" familiar to you?

Well... "WHAT TO EXPECT WHEN YOU ARE EXPECTING?" is inspired from a movie stared by Jeniffer Lopez. It is a nice movie, at least for me, although i cannot really explain clearly why i do fancy this movie. Is it because of smokingly hot Jenniffer Lopez?Yeah, may be!

Let me ask you " WHAT DO YOU EXPECT WHEN YOU ARE EXPECTING?

Everyday, people do expect. It would be expecting for something or someone, all depends on what our needs. A good example to this is, when you are at theater and watching a new release movie, I believe- from the first time it starts you expect the end of the movie as your expectation like to be happy ending. why i know? There are two possibilities,  May be i just know and guess or i have experienced it myself.
Alright, i think i must confess that i have my own to enjoy every movies, but i was never expecting sad-ending-movie.... if i found one, i'll clearly shout  "Damn...it is beyond my expectation".
From a very simple example above, did you, at least, get a dot of understanding?The key words is Expecting for goods. In other words, for what mostly all we expect is for our satisfaction, not for dissatisfaction.

To get clear and safe understanding, let me share my life experience when i really do expect something, when i am expecting .
Before and after graduated from University for my bachelor degree, i desired to continue study outside the country, or study abroad". I do not know how and why abroad? In My country, there are collections of studies and majors will suit me well.
It is because of western movies i watched? or the western music i heard and sang? or Is it because i am an incurable romantic who studied English literature, reading novels and poems?
wait... wait... wait... i almost out of line here! My point is that i really wanted to get Master Degree. Ohh Dear,  Was it EXPECTING? Yes, obviously.

After deciding, I was thinking out loud just like what Ed Sheeran did in his song "Thinking out loud. I know that i was hopelessly financed by my father and older sister before i got a real job after graduation.  Oh God, I just wish I have much money. Was is EXPECTING? Yes, inavitably.

Then, i remember that when i was in Uni, i joined several seminars about Scholarship to study abroad. At that time, i wish to get that scholarship and directly continue my master study.
Wait....wait....wait..... Was it EXPECTING too? i did not see that coming, and i just realized that i did so many expectation.
Continually, I found myself facing 'Tante Google" and did searching keyword of LPDP scholarship. I downloaded the guidance book there and read all the requirement and IT'S BEYOND MY EXPECTATION. Hopelessly stated, there are so many requirements to be fulfilled. That was the time for me to be a Superman, without changing skinny pants and thigh shirt just like superman does in the movie. One by one but very sure, i tried to complete all the requirements, and i found myself modestly fulfilled all the requirements, except for the LOA from aimed university for my future master study. Thank God!. But do not think that i did all the them easily.. it took amonth + money + the heavy thinking processes, more consideration and full-time pray to My Supreme God

Then, i tried to apply and sent them all the documents for the scholarship with the super huge hope and expectation to get that scholarship. Pray..pray... i wish it works. A couple weeks later after i submitted my documents on July 2015, i got an email in August that stated that i've passed the first step of the selection. IT RUNs AS EXPECTED, Thank GOD. Then, I prepared to do the second step of the selection in Jakarta. Well... I was EXPECTING again, and this time for more

I went to Jakarta afterwards and  I did the second selection process which was divided into 3 divisions such as Interview, Essay on the Spot and LGD (Leaderless Group Discussion). I prayed to God and EXPECTED more and more for goods in my second selection. Frankly, i did my best, nothing left except my huge expectation to pass this selection.

It was September 10th, 2015 is my historical day ever. 1 always a sign this date on calendar. I got the scholarship and Thank God.... IT RUNs AS EXPECTED.
Right now i'm awardee of LPDP scholarship in Affirmative program with the letter of statement to study abroad. Now i am doing personal observation on Universities i'd like to apply.

I do not know it was AS EXPECTED or BEYOND EXPECTATION? You better tell me.
So, it is WHAT I EXPECT WHEN I AM EXPECTING, what's yours??

As what i stated above,,, people expect for goods. Just do not stop to expect. Do expect as much as you can and reach what you are expecting with your efforts.
Remember...... as long as no rule to forbid you to expect.....do not afraid for expect...... just like a expect your dream


Put your commentary bellow.... :)

Read More >>